Kamis, 20 September 2012

Resep Masakan Barat - Resep Pancake Swedia


Bahan:
  • 175 gram tepung terigu
  • 225 ml susu cair
  • 4 butir telur ayam
  • 3 sdm gula pasir
  • 1/4 sdt garam
  • Topping sesuai selera Anda, bisa cokelat cair, selai blueberry, potongan strawberry atau whipped cream
Cara Membuat:
  • Kocok tepung terigu, susu cair, telur, gula dan garam hingga tercampur rata.
  • Panaskan wajan pancake, tuang adonan hingga membentuk lingkaran, tunggu hingga bagian atas memadat, kemudian balik dan masak hingga semua bagian matang.
  • Ulangi proses nomor 2 hingga adonan habis.
  • Anda bisa melipat pancake beberapa kali, lalu tuang topping yang Anda suka.
  • Bisa juga Anda sajikan dengan menumpuk pancake berbentuk bulat hingga beberapa lapis lalu memberi topping di atasnya.
  • Sajikan selagi hangat.

Resep Masakan Indonesia - Resep Sop Iga Sapi


Resep Masakan Indonesia - Resep Sop Iga Sapi

Bahan:

750 gram iga sapi
2 buah wortel potong tebal
4 buah kentang ukuran kecil, potong dadu
3 batang daun bawang, cincang

Bumbu I:

3 cm jahe, dikeprek
3 cm kayu manis
2 buah pekak
4 butir kapulaga
2 butir kaldu blok
1/4 buah pala, dikeprek
garam secukupnya

Bumbu II:
8 buah bawang putih
5 buah bawang merah

Cara Membuat:
1. Rebus tulang iga dengan api sedang selama kurang lebih 2 jam agar empuk
2. Masukkan bumbu I ke dalam rebusan iga, dan rebus kembali selama 60 - 90 menit hingga daging empuk
3. Haluskan bumbu II, kemudian tumis hingga harum. Masukkan wortel dan kentang ke dalam tumisan hingga layu.
4. Masukkan wortel dan kentang ke dalam rebusan iga, dan masak kembali setidaknya 10 - 15 menit.

Pesona Kecantikan Sesungguhnya dari seorang wanita muslimah


Malu karena Allah adalah perona pipinya…..Penghias rambutnya adalah jilbab yang terulur sampai dadanya…..Zikir yang senantiasa membasahi bibir adalah lipstiknya……Kacamatanya adalah penglihatan yang terhindar dari maksiat……Air wudhu adalah bedaknya untuk cahaya di akherat….Kaki indahnya selalu menghadiri majelis ilmu……Tanganya selalu berbuat baik pada sesama….Pendengaran yang ma’ruf adalah anting muslimah…..Gelangnya adalah tawadhu…..Kalungnya adalah kesucian
Membaca sebait puisi yang tertulis di atas  membuat kita  berfikir bahwa mungkinkah bisa menjadi seperti apa yang di uraikan puisi tersebut. bagaimana pentingnya mengutamakan kecantikan batin dari pada hanya memperhatikan kecantikan fisik semata. Yahh..wanita dengan segala keindahanya..karena memang seperti itulah Allah menciptakan makhluk yang bernama wanita. Namun terkadang…kecantikan itu yang bisa membuat wanita menjadi penghuni neraka terbanyak dibandingkan laki-laki.Siapa sih yang tidak ingin disebut cantik? Semua wanita pasti menginginkannya. Berbagai macam cara dilakukan agar bisa terlihat cantik. Bahkan yang sebenernya tidak terlalu cantik, bisa mendadak jadi cantik kalau dia makeover tubuhnya disalon dan berdandan dengan pakaian yang modis. Jika kita hanya melihat gaya orang Lain dan ingin terus mengikutinya tentunya kita harus punya penghasilan yang extra, karena hawa nafsu manusia tidak ada batasnya, jika bukan kita yang menahan dan membatasinya. Terkadang di fikiran kita terlintas perkataan....
“eh…aku dah cantik blum”“
kira-kira…pantes gak ya aku dandan kaya gini”
“pakaian sama dandanan apaan sih yang lagi ngetrend saat ini, mau dunk di makeover kaya majalah itu”
“kira-kira si dia suka gak ya, tampilan cewek modis”
Bla…bla…bla….banyak deh rumpian yang sering kita denger kalo segenk wanita sudah ngomongin masalah penampilan atau kecantikan fisik. Memang cantik fisik itu penting juga, dan tidak bisa dianggap remeh. Tapi, apakah hanya sekedar cantik parasnya, mata yang indah, suara merdu? Tentu saja tidak. Kecantikan luar itu tidak akan bermakna tanpa ada kecantikan yang datang dari dalam.
Terkadang kita pernah melihat atau berbicara dengan seseorang yang sebenarnya dari penampilan fisiknya biasa-biasa saja, tapi ada aura yang terpancar dari dirinya yang membuat kita merasa tertarik padanya. Nah! Pesona inilah yang disebut dengan Inner Beauty. Menurut buku yang saya baca ini, Inner Beauty adalah suatu kekuatan yang tidak terlihat memancarkan keindahan, karisma seseorang. Tetapi pengaruhnya dapat dirasakan oleh orang lain yang berada disekitarnya dan juga memiliki ketaqwaan kepada Allah. Wanita yang senantiasa memelihara ketaqwaan akan dapat mengalahkan kecantikan yang hanya dimiliki lahiriah saja.
Ciri wanita bertaqwa adalah mencintai Allah dan Rasulnya. menutup auratnya, melakukan ibadah-ibadah sunnah, berdzikir kepada Allah, bergaul dengan orang-orang shaleh, merasa diawasi oleh Allah, mengendalikan hawa nafsu.
sudah jelas mengenai kecantikan yang sebenarnya bagi wanita muslimah  ? Sekarang bagaimana caranya supaya memiliki kecantikan  tersebut.Seorang muslimah, dapat memancarkan aura keanggunan fisiknya dari kepribadianya sehingga dapat tampil mempesona. Agar aura kecantikan bisa terpancar, maka diperlukan adanya keseimbangan antara kecantikan fisik dan juga kecantikan batinnya.Bagaimana bisa menampilkan kecantikan yang sesungguhnya ? Kunci utamanya adalah harus tampil percaya diri atau PeDe, berfikiran positif, dan tidak menyesali keadaan. Mampu mengendalikan stress.dan tetap semangat dalam menghadapi segala cobaan. Manajemen hati juga ! agar  Supaya bisa terhindar dari rasa benci, dengki, iri, mencoba untuk menghargai orang lain, gaya hidup yang sehat serta pola makan yang tepat. wah berat juga yaa…tapi mulai dicoba tidak ada salahnya kan?
Lantas, bagaimana caranya mengasah inner beauty tersebut?
Pertama, berfikiran positif. Berfikir positif pada diri sendiri dan juga pada orang lain. Muslimah yang berfikiran positif diyakini dapat membuat wajah lebih bersinar karena yang ada di dalam hati dan pikiran terpancar melalui wajah dan mata. Jangan menyesali kekurangan diri, lebih baik berfikir bahwa manusia memiliki kekurangan dan juga kelebihan.
Kedua, rasa Syukur. Rasa syukur juga membuat kita terhindar dari penyakit hati. Bersyukur dengan apa yang telah Allah berikan karena pada dasarnya Allah sudah menciptakan fisik kita sedemikian sempurnanya. Rasa syukur akan membuat batin terasa lebih tentram. Biasakan juga untuk mengulurkan bantuan dengan ikhlas bagi orang yang membutuhkan.
Ketiga, mengasah kemampuan intelektual. Dengan wawasan serta pengetahuan yang luas akan membuat wanita muslimah memiliki nilai tambah tersendiri.
Keempat, hal yang tidak kalah pentingnya adalah SENYUM (^_^). Karena senyum yang tulus dapat meluluhkan ketegangan jiwa dan membuat wajah lebih bersinar. Hiks! Senyumnya asal jangan disalah artikan saja yaa…..
Ciri-ciri wanita muslimah yang memiliki Pesona Kecantikan Sesungguhnya dari seorang wanita muslimah itu, mereka yang mampu bertoleransi dan berinteraksi dengan sesama, mempunyai rasa sayang terhadap siapapun, dan rendah hati serta kuat iman. Heemmm…kira-kira…sudah ada blum yaa di diri ini ciri-ciri tersebut? Yah kalau kepingin punya ciri-ciri tersebut. Tidak ada salahnya kan mencoba mengikuti ketiga hal tersebut ???

Rabu, 19 September 2012

Aurat Muslimah dalam Interaksi Sosial


              Muslimah adalah salah satu makhluk Allah yang paling istimewa. Kenapa? Karena banyak kekhususan (spesialisasi) yang diberikan kepadanya dan tidak diberikan kepada laki-laki. Di antaranya, muslimah diberikan keistimewaan untuk mengandung, melahirkan, dan menyusui. Bahkan, secara khusus, dalam Alquran terdapat satu surah yang bernama An-Nisaa`, yang bermakna para muslimah. Surah ini terdiri atas 176 ayat dan masuk dalam kategori surah Madaniyyah, yang diturunkan di Madinah. Surah ini merupakan yang terpanjang dalam kategori Madaniyah sesudah surah Al-Baqarah.....
        Menurut Imam Muhammad bin Idris As-Syafi'i (150-204 H), batas aurat muslimah adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan dua telapak tangan. Mayoritas ulama juga menyepakatinya. Lalu sampai batas mana, khususnya bagi muslimah untuk diperkenankan atau diperbolehkan membuka auratnya? Apakah saat sendirian, di hadapan suaminya, anggota keluarganya, atau lainnya?
     
Melihat diri sendiri
Dalam hal melihat dirinya sendiri, Imam Hanafi dan Hanbali menyatakan, orang yang sudah mukallaf --sudah terkena kewajiban mendirikan shalat dan ibadah fardhu lainnya atau dewasa--tidak boleh membuka auratnya di samping orang yang tidak dihalalkan untuk melihatnya. Begitu juga kalau sendiri, kecuali karena darurat seperti buang air besar atau kecil atau mandi.

Imam Syafi'i dan Maliki menyatakan, melihat aurat sendiri tidak haram, tetapi hukumnya makruh, kecuali dalam keadaan darurat sehingga diperbolehkan.

Bersama Muhrim
Ulama mazhab berbeda pendapat tentang anggota badan yang wajib ditutupi dari pandangan muhrimnya yang laki-laki selain suaminya. Sedangkan sesama muslimah yang merupakan familinya, masih diperbolehkankan, namun masih dalam batas kewajaran sebagaimana surah An-Nuur ayat 31.

Menurut Hanafi dan Syafi'i, bila berada di hadapan muhrimnya, mereka diwajibkan menutupi aurat antara pusar dan lutut. Sedangkan Maliki dan Hambali menyatakan, bila dihadapan sesama muslimah wajib ditutupi antara pusar dan lutut sedagkan di hadapan muhrimnya yang laki-laki adalah seluruh badannya kecuali bagian yang ujung-ujungnya seperti kepala dan dua tangan.

Di hadapan Laki-laki lain
Seorang muslimah, apabila berada di hadapan laki-laki lain selain suami dan anggota muhrimnya, maka ia wajib menutup seluruh badannya. Dan para ulama telah menyepakati hal ini. Mereka berpandangan, sebagaimana hadits yang diriwayatkan Tirmidzi, bahwa muslimah itu adalah aurat.

Dan bila berada di hadapan laki-laki yang bukan muhrimnya ini, maka anggota badan yang boleh terlihat hanyalah muka dan dua telapak tangan. ''Dan janganlah mereka (para wanita) menampakkan perhiasan kecuali yang biasa nampak, dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudungnya hingga ke dadanya.'' (QS An-Nuur: 31).

Pandangan ini berlaku dalam setiap kesempatan, baik di rumah, bertetangga, maupun saat berinteraksi sosial dengan masyarakat umum.

Dr Yusuf al-Qaradhawi, menyatakan, Islam tidak melarang hubungan laki-laki dan muslimah. Namun demikian, kata dia, Islam mengajarkan etika dan adab yang harus dipatuhi dalam pergaulan tersebut, yakni bagi seorang muslimah hendaknya menutup auratnya dan memakai pakaian yang sopan, yakni longgar dan tertutup (tidak menampakkan anggota tubuh).

Sementara itu, Abdul Halim Abu Syuqqah, menyatakan muslimah diperbolehkan berinteraksi sosial namun mereka memiliki kewajiban untuk mematuhi adab, etika, dan moral, dalam pergaulan. Adab pergaulan itu antara lain, menutupi auratnya kecuali wajah, tangan, dan kaki; sederhana dalam berpakaian; menggunakan pakaian yang longgar dan tidak transparan; berbeda dengan pakaian laki-laki; dan berbeda dengan wanita non-Muslim. Waallahua'lam.